PROFESI ATAU PENGABDIAN??
*A. Muhshi Mumuh Muhammad
*A. Muhshi Mumuh Muhammad
Teringat
perkataan kiai Agus Salim, bahwasanya memimpin itu menderita. Namun,
kecenderungan hari ini memimpin itu enak (tidak menderita,bermewah-mewahan).
Apakah karena menjadi Presiden itu adalah profesi?? Profesi adalah pekerjan
yang dapat menghasilkan uang. Presiden, anggota dewan, advokat, kesemuanya itu
adalah profesi. Makanya orang berlomba-lomba untuk mendapatkan hal diatas
tersebut. Berbicara pengabdian kepada bangsa dan Negara, banyak sekali orang
berlomba-lomba untuk mendapatkan hal di atas. Saya yakin, yang ingin jadi
Presiden itu banyak. Tidak satu, ataupun dua. Mereka berniat menjadi Presiden
itu karena memang bentuk pengabdian mereka untuk bangsa dan Negara atau hanya
menginginkan gaji besar saja??
Kalau kata
pamanku K.H Didi Hudaya, Beliau pernah berkata bahwa semua orang itu ingin di
atas, ingin di depan, kok pengabdian masih milih-milih posisi. Sekarang sudah
berada di pertengahan februari yang mana satu tahun lagi kita akan menyaksian
dagelan politik yang dimainkan oleh actor politik kita. Masih banyak hal yang
harus di benahi di Negara yang katanya surga ini. Di kepemimpinan saat ini
malah semakin marak dengan korupsi, kekeliruan sebenarnya adalah apa karena
jabatan-jabatan yang saya sebut tadi itu adalah profesi? Saya mengambil contoh
advokat, karena advokat (pengacara) ini sudah di kategorikan sebagai profesi
maka yang di kejar oleh advokat itu adalah “uang”nya. Bukan yang benar, atau
yang salah. Jadi jangan heran jikalau bangsa semakin merasakan ketidak adilan. Yang
miskin (benar) di penjara, yang kaya (salah) berkeliaran karena “uang”nya
banyak. Begitu juga dengan profesi-profesi di atas.
Maaf jikalau
saya terlalu lancang atau bahkan terlalu dini untuk mengatakan hal di atas.
Alangkah lebih baiknya kalau kita melirik pendapat Mohammed Natser tentang
politik. Menurut beliau, politik itu netral. Politik itu tidaklah kotor, selama
ia bisa mengerti tentang arti ruh Tuhan sehingga bisa mengantarkannya kepada kemaslahatan
umat atau bangsa. Profesi apapun yang kita miliki, marilah kita reaktualisasi
tujuan profesi itu. Terlalu murah kalau pengabdian digantikan dengan uang.
Pengabdian itu sangatlah mahal, terlebih sekarang bangsa sedang dilemma berada
di Negara ini. Saya khawatir dengan maraknya korupsi, rasa nasionalisme bangsa
semakin pudar. “Na’udzubillahimindzalik”
Semoga tulisan ini dapat menyadarkan pribadi, pembaca, profetor uang M, dan bangsa. Kemajuan Negara, ada pada keadaan bangsa saat ini.
*Penulis adalah salah satu rakyat Indonesia yang merindukan perdamaian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar