Kamis, 14 Februari 2013



PROFESI ATAU PENGABDIAN??
*A. Muhshi Mumuh Muhammad

Teringat perkataan kiai Agus Salim, bahwasanya memimpin itu menderita. Namun, kecenderungan hari ini memimpin itu enak (tidak menderita,bermewah-mewahan). Apakah karena menjadi Presiden itu adalah profesi?? Profesi adalah pekerjan yang dapat menghasilkan uang. Presiden, anggota dewan, advokat, kesemuanya itu adalah profesi. Makanya orang berlomba-lomba untuk mendapatkan hal diatas tersebut. Berbicara pengabdian kepada bangsa dan Negara, banyak sekali orang berlomba-lomba untuk mendapatkan hal di atas. Saya yakin, yang ingin jadi Presiden itu banyak. Tidak satu, ataupun dua. Mereka berniat menjadi Presiden itu karena memang bentuk pengabdian mereka untuk bangsa dan Negara atau hanya menginginkan gaji besar saja??

Kalau kata pamanku K.H Didi Hudaya, Beliau pernah berkata bahwa semua orang itu ingin di atas, ingin di depan, kok pengabdian masih milih-milih posisi. Sekarang sudah berada di pertengahan februari yang mana satu tahun lagi kita akan menyaksian dagelan politik yang dimainkan oleh actor politik kita. Masih banyak hal yang harus di benahi di Negara yang katanya surga ini. Di kepemimpinan saat ini malah semakin marak dengan korupsi, kekeliruan sebenarnya adalah apa karena jabatan-jabatan yang saya sebut tadi itu adalah profesi? Saya mengambil contoh advokat, karena advokat (pengacara) ini sudah di kategorikan sebagai profesi maka yang di kejar oleh advokat itu adalah “uang”nya. Bukan yang benar, atau yang salah. Jadi jangan heran jikalau bangsa semakin merasakan ketidak adilan. Yang miskin (benar) di penjara, yang kaya (salah) berkeliaran karena “uang”nya banyak. Begitu juga dengan profesi-profesi di atas.

Maaf jikalau saya terlalu lancang atau bahkan terlalu dini untuk mengatakan hal di atas. Alangkah lebih baiknya kalau kita melirik pendapat Mohammed Natser tentang politik. Menurut beliau, politik itu netral. Politik itu tidaklah kotor, selama ia bisa mengerti tentang arti ruh Tuhan sehingga bisa mengantarkannya kepada kemaslahatan umat atau bangsa. Profesi apapun yang kita miliki, marilah kita reaktualisasi tujuan profesi itu. Terlalu murah kalau pengabdian digantikan dengan uang. Pengabdian itu sangatlah mahal, terlebih sekarang bangsa sedang dilemma berada di Negara ini. Saya khawatir dengan maraknya korupsi, rasa nasionalisme bangsa semakin pudar. “Na’udzubillahimindzalik”
 
Semoga tulisan ini dapat menyadarkan pribadi, pembaca, profetor uang M, dan bangsa. Kemajuan Negara, ada pada keadaan bangsa saat ini. 


*Penulis adalah salah satu rakyat Indonesia yang merindukan perdamaian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar